Universitas Indonesia Memaknai “Open Innovation”
Dalam era “wacana” Open Innovation, Universitas Indonesia (UI) sepertinya ingin menunjukkan inisiatif terobosan dengan melakukan tindakan nyata. BIC telah diajak ikut berpartisipasi oleh dua lembaga inovasi UI untuk mengisi prakarsa “Open Innovation@UI”: Direktorat Inovasi & Inkubator Bisnis (DIIB) dan Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) dari Fakultas Kedokteran UI.
Pada tanggal 11 April 2019 yang lalu, DIIB-UI mengundang BIC bersama beberapa penyelenggara lomba inovasi lainnya untuk menyampaikan paparan dan promosi dalam forum “Sosialisasi Penghargaan dan Kompetisi Inovasi di Luar UI-2019”. Melalui kegiatan ini, DIIB-UI berharap dapat menampilkan beragam karya inovasi UI yang memiliki potensi untuk dihilirisasi. Ke depan, sivitas akademika UI yang memiliki produk inovasi diharapkan dapat berpartisipasi dan berkontribusi ke dalam kegiatan-kegiatan pengembangan inovasi di luar UI, sekaligus dapat semakin mendorong pertumbuhan iklim inovasi di lingkungan UI.
Pada tanggal 27 April 2019 minggu lalu, giliran IMERI-UI mengajak BIC kembali “menonton” dan memberi masukan bagi prakarsa IMERI melalui lomba “Open Innovation” tahun yang ke 3, sejak dimulai pada tahun 2017. IMERI mencanangkan misinya sebagai lembaga pelopor inovasi sektor kesehatan di Indonesia; untuk mendorong terjadinya kolaborasi pendidikan, riset, dan inovasi, di antara inovator kesehatan di lingkungan UI, dengan para inovator baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Lomba “3rd Open Innovation” tahun ini diikuti oleh lebih dari 30 team inovator “muda” dari seluruh Indonesia.
“Open Innovation” melalui kolaborasi inovator multi-disiplin dan multi-lembaga, oleh UI dijawab dengan memraktekkan atau berksperimen melalui strategi “inside-out” oleh DIIB, dan “outside-in” oleh IMERI. Sesuatu yang mungkin dapat menjadi “benchmark” bagi Universitas Riset dan Lembaga LitBang lain di Indonesia; yang seringkali terperangkap pada sindroma NIH (not invented here). Salam inovasi!
(KS 290419)